Berawal pada tahun 2014 Pemerintah Indonesia menargetkan 16 jenis satwa terancam punah (termasuk badak sumatera) agar di habitatnya, populasinya meningkat sebesar 3%. Oleh karena itu upaya penambahan populasi ini telah dipadukan dengan program penangkaran semi in-situ di Sumatran Rhino Sanctuary/Suaka Rhino Sumatera (SRS). SRS yang dibangun pada tahun 1998 dengan luasan 100 ha dengan kapasitas untuk 5 individu badak, saat ini sudah tidak memadai disebabkan dengan penambahan kelahiran dua anak badak, Andatu (2013) dan Delila (2016). Oleh karena itu, kini di SRS ada 7 individu badak, yaitu: Bina, Rosa, Ratu, Andalas, Andatu, Harapan, dan Delila, sehingga perlu perluasan.
Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas (Yayasan Badak Indonesia)
Adapun tujuan perluasan ini adalah untuk pengembangan pengelolaan SRS dan pengembangan pariwisata alam yang dilakukan secara serasi dan harmonis dengan lingkungan alam yang berada di sekitarnya melalui penetapan peruntukkan ruang dan rancang bangun (DED) pada areal perluasan sarana dan prasarana SRS di Taman Nasional Way Kambas.
Penyusunan DED Perluasan Sarana dan Prasarana SRS di Taman Nasional Way Kambas juga dimaksudkan untuk memberikan panduan dan acuan dalam pelaksanaan pembangunan perluasan sanctuary badak sumatera dengan tujuan memetakan site plan, memetakan kebutuhan minimal sarana dan prasarana, mendesain (rancang bangun) meliputi pembukaan wilayah (jalan) dan pemasangan pagar, bronjong, kandang serta fasilitas pendukung dalam bentuk visualisasi 3 dimensi dan 4 dimensi.