Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir Bambang Hendroyono, MM memberikan arahan dengan Keynote Speech “PRODUKTIFITAS TAPAK HUTAN DAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK TRANSFORMASI EKONOMI INDONESIA” dalam Pembukaan Rapat Kerja Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimanatan Tahun 2023 yang diselenggarakan pada tanggal 7 s.d. 8 Maret 2023 bertempat di Platinum Hotel & Convention Hall Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Adapun isi dari arahan beliau diantaranya adalah:
Tiga Aspek Penting dalam pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu Aspek Yuridis, Aspek Teknis & Scientifik, Aspek Manajemen/Tata Kelola (Forest Landscape Management & RBM, Landscape, Environmental & Carbon Governance & Transglobal Leadership).
Hutan dan Lingkungan Hidup serta keberlanjutan lanskap harus menjaga keberlanjutan proses, fungsi dan produktivitas lingkungan hidup (5 focal areas & jasa lingkungan hidup: Udara-Atmosfir, Lahan, Air, Laut dan Biodiversity); dan Keselamatan, Mutu Hidup dan Kesejahteraan Masyarakat. 3) Tantangan Global antara lain The triple planetary crisis (Iklim, Biodiversity loss & Pencemaran Lingkungan Hidup), Global Risks, Megatrend 2045; SDGs (Ekologi, Sosial & Ekonomi); VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity).
Pengendalian Pembangunan Ekoregion diselenggarakan dalam rangka mewujudkan ketentuan Pasal 12 Ayat (2) UU 32/2009 PPLH yaitu keberlanjutan lanskap (Landscape Sustainability), yaitu: keberlanjutan proses, fungsi dan produktivitas Lingkungan Hidup, Keselamatan, Mutu Hidup dan Kesejahteraan Masyarakat
Kita harus melakukan perubahan-perubahan dalam proses pembangunan yang kita lakukan saat ini. Jika tidak, tiga krisis global yang terjadi di planet kita: Perubahan Iklim, Kerusakan Biodiversity dan Pencemaran Lingkungan beserta limbah akan semakin meningkat. Karena itu, kita harus mendayagunakan energi dan komitmen kita semua untuk bertindak dan membentuk dunia kita yang lebih baik melalui proses transformasi lingkungan dan ekonomi.
Kementerian LHK harus mampu memitigasi risiko global yang dapat mempengaruhi keberlanjutan suatu lanskap. Risiko tersebut adalah risiko ekonomi, lingkungan, geopolitik, sosial dan teknologi.
Hutan memiliki kontribusi yang sangat penting dalam keberhasilan SDG’s di Indonesia.
Tata Kelola dan Kepemimpinan [Transglobal Leadership] dalam Pelaksanaan Pengendalian Pembangunan Ekoregion harus diselaraskan dengan Tema pembangunan LHK dan didayagunakan untuk mewujudkan keberlanjutan lanskap di wilayah Ekoregion.
Tiga aspek penting dalam pembangunan berbasis lanskap meliputi karakteristik wilayah, prinsip dan tujuan pembangunan berkelanjutan, dan kebijakan, rencana dan program dalam pembangunan.
Dalam pengelolaan lanskap, bagaimana menjaga dan mengendalikan kegiatan pembangunan agar pencemaran lingkungan bisa diminimalisir, tidak terjadi kehilangan biodiversitas dan mampu menurunkan GRK yang pada akhirnya untuk kelestarian LH untuk kesejateraan masyarakat secara 3 menyeluruh dan berkelanjutan. Pendekatan tapak harus dilakukan secara terintegrasi dan bersama-sama dalam wilayah ekoregion. Pengendalian bebasis lanskap dilakukan oleh P3E. Apa dilakukan yaitu mengawasi dan mengontrol seluruh dampak kegiatan pembangunan yang dilakukan semua sektor dengan menggunakan DDDT sebagai indikator melihat kesehatan dan kinerja region. Muatan Sistem Informasi Status Lingkungan Hidup menjadi Basis Pengendalian Pembangunan Ekoregion.
Selengkapnya dapat dibaca dalam file pdf berikut: