Objek wisata lain yang bisa dinikmati wisatawan adalah mata air yang disebut Pemandian 7 Puteri karena memiliki mata air jernih berundak tujuh dengan ketinggian tidak sampai satu meter. Selain itu juga terdapat rumah pohon berkapasitas 3 orang yang dapat dinaiki secara bergantian untuk melihat pemandangan hutan hujan tropis dari ketinggian. Dari tempat ini, wisatawan juga bisa mengamati burung dan satwa liar yang terkadang muncul, seperti orangutan, kancil, rusa, burung rangkong, elang bondol, musang, kukang, landak, ular kobra, sanca, dan lain-lain.
Selain trek sepanjang 5 km yang dilengkapi papan pijakan, sarana prasarana pendukung yang tersedia antara lain selter istirahat, rumah pohon, jembatan kanopi, jembatan gantung dan sling untuk menyeberangi Sungai Sangkima dan Sungai Lotte.
Sarana prasarana pendukung lain sudah cukup lengkap seperti landmark, pagar dan gerbang utama, amphitheater, toilet, musala, loket tiket, pusat informasi, kantor pengelola, guest house/homestay, kios pedagang, serta pusat souvenir yang direvitalisasi pada 2019 dengan dukungan dari PT Pertamina EP Asset 5 Sangatta Field. Di Sangkima Jungle Park juga sudah tersedia genset sebagai sumber energi pengganti apabila terjadi pemadaman listrik.
Sempat dihantam pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan yang sempat sepi, pada 2023 berangsur pulih. Kunjungan wisatawan, terutama saat hari libur, termasuk Hari Raya Idulfitri, wisatawan yang datang mulai menggeliat karena bisa mencapai lebih dari 100 orang per hari.
Harga tiket masuk (HTM) Sangkima Jungle Park pada hari biasa atau weekday sebesar Rp 5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 150.000 untuk wisatawan mancanegara. Sedangkan untuk hari libur atau weekend, HTM-nya Rp. 7.500 untuk wisatawan lokal dan Rp 225.000 untuk wisatawan asing.
Penanganan sampah di Sangkima Jungle Park sudah dilakukan pemilahan, terutama untuk sampah anorganik yang bernilai ekonomi. Namun, sejauh ini belum didukung adanya penyediaan tempat sampah terpilah. Sampah yang tidak bernilai ekonomi dikumpulkan ke TPS berupa bak besar terbuat dari beton berukuran sekitar 2 x 4 meter, untuk kemudian dibakar. Hal ini dilakukan karena belum adanya pengangkutan sampah, karena lokasinya yang cukup jauh dari wilayah pengelolaan sampah domestik dan jumlah sampah yang dihasilkan tidak banyak.
Meskipun demikian, penanganan sampah di Sangkima Jungle Park dianggap sudah cukup sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Sampah Wisata Alam di Kawasan Hutan yang telah disusun Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan (Pustek KL) KLHK.
Demi kenyamanan dan kebersihan, pengelola terus mengimbau wisatawan untuk tidak membuang sampah di dalam kawasan wisata. Sampah yang dihasilkan wajib dikumpulkan untuk dibawa ke tempat sampah di beberapa titik yang disediakan seperti pintu masuk, selter istirahat dan trek.
Download : Pedoman Pengelolaan Sampah Wisata Alam di Kawasan Hutan
Kontributor : Enggar Kadyonggo, S.T. (Analis Data)