g20
Bersinergi Bersama Pustek-KL | Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan | Satu Bumi untuk Masa Depan | pengaduan.menlhk.go.id / adulhk@gmail.com / 0811-1043-994 (text atau whatsapp) |

Balai Taman Nasional Kutai

Sangkima, Surga Hutan Hujan Tropis di Kalimantan

Sangkima Jungle Park tempat healing strategis dan mengesankan di Trans Kalimantan poros Bontang - Sangatta

Selasa, 30 Mei 2023
Sangkima Jungle Park berada di Desa Sangkima Lama Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur dan berada di atau wilayah kerja SPTN Wilayah 1 Sangatta, Resort Sangkima, Balai Taman Nasional Kutai.
 
Lokasi Sangkima Jungle Park cukup strategis karena berada persis di samping Jalan Ahmad Yani (Trans Kalimantan poros Bontang - Sangatta) sekitar 40 km arah utara kota Bontang atau 32 km di selatan kota Sangatta.
 
Daya tarik wisata utama yang ditawarkan Sangkima Jungle Park adalah forest trekking di hutan hujan tropis yang kelembapannya dengan kerapatan pohon dan tutupan tajuk yang tinggi. Karena itu, pengunjung bisa healing menikmati kesejukan dan suasana hutan dengan nyaman.
 
Untuk menambah kenyamanan pengunjung, sebagian besar jalur trekkingnya sudah dilengkapi dengan boardwalk atau papan pijakan dari kayu ulin. Namun di beberapa titik masih berupa jalan setapak dengan kontur tanah bervariasi
Trek yang dilalui pengunjung juga dilengkapi jembatan penyebrangan saat melewati anak sungai di DAS Sungai Sangkima. Karena berada di bantaran sungai, pengunjung diminta waspada, terutama jika hujan turun. Sebab ketika curah hujan tinggi, beberapa titik boardwalk dan jembatan terkadang terendam air. 
 
 
Selain kesejukan dan panorama hutan hujan tropis, di Sangkima Jungle Park, wisatawan dapat melihat langsung pohon ulin terbesar di dunia yang berdiameter lebih dari  2 meter dan tinggi di atas 20 meter. Usia pohon ulin ini diperkirakan lebih dari seribu tahun.
 
Pohon yang bernama ilmiah Eusideroxylon zwageri ini juga dikenal dengan sebutan kayu besi. Kayu ulin sangat tahan lama dan anti rayap, sehingga bisa tetap utuh sampai ratusan tahun jika digunakan sebagai bahan bangunan, konstruksi, tiang, papan lantai, bantalan rel, lambung kapal dan lain-lain. Saat ini, populasi kayu ulin semakin langka karena pertumbuhannya lambat dan budidayanya yang sangat sedikit. Karena itulah, kayu ulin harganya mahal dan sulit didapatkan sehingga perlu dilestarikan.

Objek wisata lain yang bisa dinikmati wisatawan adalah mata air yang disebut Pemandian 7 Puteri karena memiliki mata air jernih berundak tujuh dengan ketinggian tidak sampai satu meter. Selain itu juga terdapat rumah pohon  berkapasitas 3 orang yang dapat dinaiki secara bergantian untuk melihat pemandangan hutan hujan tropis dari ketinggian. Dari tempat ini, wisatawan juga bisa mengamati burung dan satwa liar yang terkadang muncul, seperti orangutan, kancil, rusa, burung rangkong, elang bondol, musang, kukang, landak, ular kobra, sanca, dan lain-lain.

Selain trek sepanjang 5 km yang dilengkapi papan pijakan, sarana prasarana pendukung yang tersedia antara lain selter istirahat, rumah pohon, jembatan kanopi, jembatan gantung dan sling untuk menyeberangi Sungai Sangkima dan Sungai Lotte.

Sarana prasarana pendukung lain sudah cukup lengkap seperti landmark, pagar dan gerbang utama, amphitheater, toilet, musala, loket tiket, pusat informasi, kantor pengelola, guest house/homestay, kios pedagang, serta pusat souvenir yang direvitalisasi pada 2019 dengan dukungan dari PT Pertamina EP Asset 5 Sangatta Field. Di Sangkima Jungle Park juga sudah tersedia genset sebagai sumber energi pengganti apabila terjadi pemadaman listrik.

Sempat dihantam pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan yang sempat sepi, pada 2023 berangsur pulih. Kunjungan wisatawan, terutama saat hari libur, termasuk Hari Raya Idulfitri, wisatawan yang datang mulai menggeliat karena bisa mencapai lebih dari 100 orang per hari.

Harga tiket masuk (HTM) Sangkima Jungle Park pada hari biasa atau weekday sebesar Rp 5.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 150.000 untuk wisatawan mancanegara. Sedangkan untuk hari libur atau weekend, HTM-nya Rp. 7.500 untuk wisatawan lokal dan Rp 225.000 untuk wisatawan asing.

Penanganan sampah di Sangkima Jungle Park sudah dilakukan pemilahan, terutama untuk sampah anorganik yang bernilai ekonomi. Namun, sejauh ini belum didukung adanya penyediaan tempat sampah terpilah. Sampah yang tidak bernilai ekonomi dikumpulkan ke TPS berupa bak besar terbuat dari beton berukuran sekitar 2 x 4 meter, untuk kemudian dibakar.  Hal ini dilakukan karena belum adanya pengangkutan sampah, karena lokasinya yang cukup jauh dari wilayah pengelolaan sampah domestik dan jumlah sampah yang dihasilkan tidak banyak.

Meskipun demikian, penanganan sampah di Sangkima Jungle Park dianggap sudah cukup sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Sampah Wisata Alam di Kawasan Hutan yang telah disusun Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan (Pustek KL) KLHK. 

Demi kenyamanan dan kebersihan, pengelola terus mengimbau wisatawan untuk tidak membuang sampah di dalam kawasan wisata. Sampah yang dihasilkan wajib dikumpulkan untuk dibawa ke tempat sampah di beberapa titik yang disediakan seperti pintu masuk, selter istirahat dan trek.

Download : Pedoman Pengelolaan Sampah Wisata Alam di Kawasan Hutan

Kontributor : Enggar Kadyonggo, S.T. (Analis Data)




BAGIKAN

BERI KOMENTAR


g20
Live Streaming
Pengunjung